Prosadan Puisi Sastra Melayu muncul sejak bahasa Melayu itu sendiri muncul pertama kali. Bahasa Melayu berasal dari daerah Riau dan Malaka, berkembang dan menyebar ke seluruh pelosok nusantara dibawa oleh pedagang. Pada ragam karya sastra puisi, Sastra Melayu yang pertama berbentuk mantera, pantun, syair.
Dalamhal ini, karya sastra dapat dikatakan sebagai bagian integral yang penting dari proses sosial dan kebudayaan. Macam-macam karya sastra meliputi puisi, roman, novel, drama, dan cerpen. Mempelajari dan meneliti karya sastra itu bisa lebih mudah dengan menggunakan teori sastra. Berbicara tentang teori sastra sungguh banyak sekali teori yang
SOSIOLOGISASTRA 1. Pengantar Sosiologi sastra sebagai suatu jenis pendekatan terhadap sastra memiliki paradigma dengan asumsi dan implikasi epistemologis yang berbeda daripada yang telah digariskan oleh teori sastra berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian sosiologi sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan
60seconds. Q. (1) Entah sejak kapan kita suka gugup. (2) Di antara frasa-frasa pongah. (3) Di kain rentang yang berlubang-lubang. (4) Sepanjang jalan raya itu; kita berhimpitan. (5) Di antara kata-kata kasar yang desak-mendesak. Larik bermajas yang terdapat pada teks puisi tersebut adalah. answer choices.
46 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi yang diperdengarkan atau dibaca . A. Petunjuk Siswa : Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur puisi dengan tepat. 2. Menyimpulkan unsur-unsur dalam puisi dengan tepat . B. Uraian Mater i. 1.
Apakahkamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Unsur dominan dalam kutipan teks sejarah di atas adalah? Berikut pilihan jawabannya: tema latar amanat penokohan Kunci Jawabannya adalah: B. latar. Dilansir dari Ensiklopedia, Unsur dominan dalam kutipan teks sejarah di atas adalahunsur dominan dalam kutipan teks sejarah di atas adalah latar.
Tahukahsobat, informasi apa yang dapat diperoleh dari tabel periodik? Sistem periodik unsur memuat informasi mengenai atom, yang selalu ada biasanya adalah simbol unsur, nomor atom, dan nomor massa. Perhatikan gambar di bawah: NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA nomor atom dan nomor massa Data atom Ga yang dicantumkan pada sistem periodik
3 Bacalah teks berikut! Makna istilah yang bercetak miring pada teks tersebut adalah . A. modal usaha, usaha yang bermakna B. harta kekayaan, usaha pengembangan C. modal usaha, usaha pengembangan D. hasil penjualan, usaha yang bermakna E. hasil penjualan, usaha yang memberi hasil 4. Cermati teks berikut! Saat ini pembangunan apartemen sangat marak terlebih di
Dalamkarya sastra yang berbentuk puisi, fungsi bahasa yang paling dominan adalah fungsi puitis. Karya ilmiah ini biasanya dijadikan persyaratan akademik untuk mencapai gelar sarjana strata-1 (S-1) yang dalam pembuatannya memerlukan bimbingan dari dosen yang dianggap berkualifikasi dalam bidangnya. Karya ilmiah ini harus
1 Puisi adalah karya sastra yang mengekspresikan pemikiran, yang membangkitkan perasaan, yang merangsang daya imajinasi pancaindera dalam susunan yang berirama. 2. Unsur luar (ekstrinsik) adalah unsur yang berada di luar cerita yang ikut memengaruhi kehadiran karya tersebut. Misalnya faktor
wFJmk. berisi makalah mengenai analisis sebuah puisi dengan judul Cermin 1 ka...CourseAcademic year 2021/2022CommentsStudents also viewedProfessional dalam Pendidikan InformalPembelajaran Informal Ditempat Kerja dan UsahaPerspektif Pendidikan Informal 2Pembelajaran Informal di KeluargaPembelajaran Informal Dalam Pembelajaran ODPembelajaran Informal DI Lingkungan, Komunitas DAN OrganisasiRelated documentsPemanfaatan Pembelajaran Informal Melalui Media Massa, Media Sosial Untuk Belajar, Bekerja dan BerwirausahaKonsep dan Karakteristik Pembelajaran InformalMendesain pembelajaran informal, peningkatan kualitas dan kemampuanTugas Kuliah Manajemen SDM Kerangka Kerja MSDMNaufal Resume BioinformatikaRangkuman Diskusi 11, 12, 13, 14Preview textANALISIS MAKNA TANDA PUISI “CERMIN 1” KARYA SAPARDI DJOKODAMONO DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKADosen Pengampu Rahmah Purwahida. S.,M Hestiyani Parai, Oleh Dinda Aulia Ramadhani 1201619029Makalah yang Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah Kritik SastraPRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2022KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah kritik sastra yang berjudul “Analisis Makna Tanda Puisi “Cermin 1” Karya Saparddi Djoko Damono Kajian Kritik Sastra”. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal, terstruktur, dan sistematis serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terkait, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah pembuatan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kritik Sastra, Ibu Rahmah Purwahida S., M dan Ibu Hestiyani Parai M yang telah membimbing penyelesaian berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, besar harapan penulis akan adanya kritik dan saran untuk perbaikan laporan makalah yang akan penulis buat pada masa yang akan datang. Akhir kata, saya harap apa yang saya tulis dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri selaku penulis, bagi pembaca, dan juga bagi masyarakat umum. Terima Februari 2022Dinda Aulia RamadhaniBAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangSastra merupakan suatu karya yang mengandung struktur seni. Sastra juga diartikan sebagai ekspresi jiwa manusia yang mampu memberikan rasa indah dan melahirkan rasa kagum bagi orang yang menikmatinya, tetapi sering kali karya sastra itu tidak mampu dinikmati dan dipahami sepenuhnya oleh sebagian masyarakat Mulasih, 201752. Karya sastra adalah bentuk dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati serta diapresiasi. Pada setiap penulis memiliki metode dalam mengemukakan gagasan serta gambarannya untuk menciptakan efek tertentu untuk pembacanya. Sastra serta kehidupan adalah sesuatu keterpaduan yang silih memenuhi, sebab sastra hidup dalam jiwa manusia serta manusia memerlukan sastra dalam menuangkan buah pikirannya. Salah satu bentuk penulis sastra ingin menciptakan karya dengan gaya serta metode mereka masing-masing, serta hasil pemerolehannya tentu berbeda. Umumnya seseorang pembentuk karya sastra cenderung ingin membuat suatu karya dari hasil energi pikiran mereka, terlebih lagi banyak karya yang terbuat dari suatu yang dialaminya serta yang lalu. Salah satu dari pemerolehan pemikiran sastra dapat berupa puisi. Puisi adalah ungkapan dari yang dirasakan baik oleh perasaan ataupun oleh imajinasi yang ditulis oleh penulis dan dapat diperoleh dari golongan insan. Puisi merupakan sesuatu karya sastra yang ekspresif serta pemikiran, umumnya puisi di informasikan dengan bahasa yang indah. Puisi pula diucap sebagai karya sastra yang sangat unik sebab terbentuk dari renungan terdalam puisinya untuk memahami maknanya pembaca harus menghubungkan puisi dengan riwayat pengarang serta kondisi yang menjadi konteks penciptaan karya Fatimah, Sadiah & Primandhika 2019. Puisi ialah karya sastra yang didalamnya memiliki suatu interpretasi kehidupan yang sudah sukses dilalui penulis baik yang nampak ataupun yang tidak. Hingga dari itu puisi dikatakan sebagai wujud dari suatu pikiran serta perasaanpenyairnya terhadap kenyataan kehidupan. Puisi yang di informasikan penyair sudah diperindah dengan bermacam wujud majas, style bahasa serta anggapan yang dapat menyentyh hati pembacanya secara lebih dalam. Menurut Asriningsari & Umaya 2010 karya sastra tidak hanya dilihat dari unsur pembangunya saja, puisi juga memiliki makna, simbol dan tanda-tanda yang mewakili dalam setiap penyampaian sebuah karya sastra. Begitu pun pernyataan Fanani 2013 bahwa segitiga saussure meletakan tanda-tandanya sebagai alat komunikasi manusia dalam bentuk penanda dan petanda. Menurut Isnaini 2017 pendekatan semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, sistem, dan proses penggunaan tanda. Dengan istilah lain, bahwa semiotika menjelaskan tentang sistem- sistem, aturan-aturan dan tanda-tanda yang memiliki arti. Semiotika termasuk dalam pendekatan yang memiliki fungsi untuk menelaah makna dan pesan pada sebuah puisi. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menganalisis puisi “Cermin 1” karya Sapardi Djoko Damono. Pada makalah ini, untuk menganalisis puisi tersebut penulis fokus terhadap garis besar dalam analisis semiotik yaitu memberi tanda dan yang ditandai. Dengan menganalisis puisi menggunakan kajian semiotik, penulis juga dapat mengetahui makna dan pesan yang tersirat dari puisi tersebut yang memisahkan tanda dan penanda suatu karya milik Sapardi Djoko Kajian TeoriA. Hakikat Puisi Secara umum karya sastra terbagi menjadi tiga jenis, yaitu prosa, drama dan puisi. Waluyo 2002 1 mengungkapkan bahwa puisi merupakan karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Selain itu, puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna Pradopo, 2012 menjelaskan bahwa puisi itu merupakan karangan yang terikat oleh; banyaknya baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, serta memiliki rima dan irama. Sedangkan penyair romantik seperti Samuel Taylor Coleriedge mendefinisikan puisi yang kemudian dijabarkan Pradopo, 2012 sebagai kata-kata yang terindah dalam susunan terindah, penyair memilih kata-kata yang tepat dan disusun dengan di baliknya dan bukan `merupakan tanda itu sendiri Wahjuwibowo, 2018 9. Kajian yang digunakan untuk menganalisis puisi “Cermin 1” merupakan analisis semiotik. Pradopo 2010 mengatakan, analisis semiotik berhubungan dengan lapangan tanda, yaitu pengertian suatu tanda. Dalam penafsiran ciri, terdapat 2 yang difokuskan, ialah wujud tanda dapat disebut jugga dengan penanda signifier ataupun suatu yang menandai serta makna ciri yang nerupakan petanda signified ataupun yang ditanda. Tujan Penelitian Berdasarkan rumusan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis makna dan tanda yang ada pada puisi “Cermin 1” karya Sapardi Djoko Damono berdasarkan pendekatan semiotika Sastra BAB IIHASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil kajian analisis pada puisi Cermin 1 tersebut mengandung makna yang sangat dalam. Oleh karena itu, penulis melakukan analisis makna menggunakan pendekatan semiotika untuk mengetahui makna puisi yang sebenarnya, berikut ini hasil kajian semiotika pada puisi Cermin Analisis Semiotika Puisi Cermin 1 Karya Sapardi Djoko DamonoCERMIN 1Sapardi Djoko Damono Cermin tak pernah berteriak; Ia pun tak pernah meraung, tersedan, atau terhisak, Meski apa pun jadi terbalik di dalamnya; Barangkali ia hanya bisa bertanya Mengapa kau seperti kehabisan suara? kajian analisis semiotik pada puisi “Cermin 1” dapat dilihat bahwa puisi tersebut menyatakan secara tekstual, cermin hanya menunjukkan wujud, bukan menyuarakan melalui ungkapan. Sapardi menghubungkan antara pemberi tanda dan yang ditandai dengan cara menggambarkan setiap manusia harus mengintrospeksi diri, hal itu terlihat dari makna puisi tersebut yaitu bayangan manusia pada cermin tidak mampu melakukan apa-apa. Namun seseorang dalam bayangan seperti itu dapat bersikap sebaliknya. Maka, bayangan dalam cermin dapat mengintrospeksi dirinya karena bayangan tidak mungkin melakukan perbuatan buruk, bayangan itu hanya mampu terdiam sebagai petanda signified, dengan cermin penandanya signifier. cermin tak pernah berteriak;Makna pada larik keempat dan kelima, cermin digambarkan seperti halnya manusia. Hal tersebut ditandai dari pernyataan sebuah cermin yang mungkin bisa bertanya kepada sesuatu atau benda yang berada di hapadan cermin. cermin hanyalah menunjukan wujud, bukan menyuarakan. Ia tidak mampu melarang sesuatu yang cermin tidak suka jika benda tersebut ada di hadapannya, melainkan hanya menunjukkan sesuatu, tanpa mengatakan apa pun. Sapardi membuat hubungan antara penanda dan petanda dengan cara menggambarkan setia manusia harus mengintrospeksi diri, hal ini dapat dilihat pada puisi yang diibaratkan bayangan manusia dengan ketidak berdayaannya melakukan penjabaran di atas Sapardi dalam puisinya menggambarkan cermin itu adalah manusia, begitu pula ketika benda mati tersebut dihidupkan pada puisi melalui majas personifikasi. larik-larik di atas menggambarkan cermin yang pada dasarnya merupakan benda mati, di gambarkan sebagai benda hidup yang dapat melakukan aktivitas separti makhluk hidup pada umumnya. Tanda dan penanda dalam puisi ini menyiratkan makna mendalam, tentang sebuah makna cermin, sebagai benda mati yang seakan IIIPENUTUP3. KesimpulanBersumber pada hasil analisis semiotik puisi “Cermin 1” bisa disimpulkan jika puisi tersebut erat kaitan maknanya dengan tema moral. Pada ulasan puisi“ Kaca 1” karya Damono, 1994 ini, menampilkan walaupun tidak mengatakan apapun, kaca senantiasa memperlihatkan cerminan semacam aslinya, apa adanya. Apa yang nampak di dalam serta di luar kaca seperti itu kejujuran. Keutamaan moral itu memerlukan proses melalui pembelajaran dalam makna yang universal, yang butuh ditegaskan bukan cuma mengenai belajar untuk sanggup mengungkapkan kata-kata namun pula belajar untuk dapat mengendalikannya. Belajar untuk bicara yang penting, bukan yang penting bicara. Lebih dari itu belajar untuk diam, berhening, berefleksi, bermeditasi, berkontemplasi. Inilah pesan lain dari puisi “Cermin 1”. Hal yang dapat dimengerti dari larik 4 serta 5 ialah kaca hanya dapat diam tanpa bersuara. Sapardi menghubungkan antara yang ditandai dengan yang menandai dengan metode menggambarkan bayangan pada kaca bisa digunakan selaku perlengkapan mengintrospeksi dirinya sebab bayangan tidak hendak melaksanakan sesuatu perbuatan kurang baik. Bayangan hanya terdiam pada kaca selaku petanda signified, dengan kaca penandanya signifier.Nurjannah, Y. Y., Agustina, P. A. C., Aisah, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Makna Puisi “Tuhan Begitu Dekat” Karya Abdul Hadi Wm Dengan Menggunakan Pendekatan Semiotik. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 14, Y. V., & Widowati, W. 2017. ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA WS RENDRA PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE. Caraka, 3 2, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Semiotik Dalam Puisi “Hatiku Selembar Daun” Karya Sapardi Djoko Damono. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 13, R. D. 2012. Pengkajian Puisi 13th ed.. Gadjah Mada University PressPribadi, B. S., & Firmansyah, D. 2019. Analisis Semiotika pada Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya WS. Rendra. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2 2, I. S. 2021. ANALISIS KAJIAN SEMIOTIKA DALAM PUISI CHAIRIL ANWAR MENGGUNAKAN TEORI CHARLES SANDERS PIERCE. SEMIOTIKA Jurnal Komunikasi, 15 1.Saptawuryandari, N. 2017. Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar. Kandai, 91, NR, Rismawati, R., & Priyanto, A. 2019. Analisis semiotik pada puisi perjalanan ke langit karya Kuntowijoyo. Pembebasan Bersyarat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 2 4, M. H., & Thohir, M. 2020. Analisis Makna Puisi “Aku Melihatmu” Karya KH Mustofa Bisri Kajian Semiotik Michael Riffaterre. Jurnal Humanika, 7 2.Siagian, B. A., Nainggolan, D. M. F., & Sitorus, P. J. 2021. KAJIAN SEMIOTIKA PUISI- PUISI PENGAGUM RINDU OLEH M. HANFANARAYA. Jurnal Suluh Pendidikan, 9 2, K. A. 2019. Kritik Sastra dan Implementasi Pengajaran. Pujangga, 4 1, RM, Sobari, T., & Wuryani, W. 2021. Analisis Makna Pada Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono Menggunakan Pendekatan Semiotika. Pembebasan Bersyarat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 4 1, G., Wikanengsih, W., & Kartiwi, Y. M. 2020. ANALISIS SEMIOTIKA PADA PUISI “PELAYARAN TUHAN” KARYA AFRIZAL MALNA. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3 1, K. W., Beding, V. O., & Susanti, Y. 2016. Analisis Struktur dalam Kumpulan Puisi Karya Sapardi Djoko Damono. Jurnal Kansasi, 11
- Puisi adalah karya sastra yang mementingkan atau mengutamakan penggunaan kata dan bahasa, yang mana hal tersebut terikat satu sama lain dengan rima dan irama. Penyusunan puisi didasarkan pada bait serta larik. Dalam puisi, ada dua jenis unsur pembangun yang harus diperhatikan yaitu batin dan fisik. Berikut penjelasannya Unsur intrinsik dalam puisi Menurut Mukhlis dalam buku Teknik Penulisan Puisi Teori Aplikasi dan Pendekatan 2020, puisi memiliki empat unsur batin atau intrinsik, yakni TemaTema merupakan gagasan pokok atau gambaran besar yang diungkapkan penulis puisi kepada pembaca. Contohnya tema persahabatan, percintaan, kekeluargaan, dan lain-lain. PerasaanPerasaan menggambarkan hal yang ingin diungkapkan penulis dalam puisinya. Contohnya dalam puisi percintaan menggambarkan perasaan kerinduan penulis terhadap kekasihnya. Nada dan suasanaNada berarti sikap yang ingin ditampilkan penulis atau penyair kepada pembaca. Sedangkan suasana berarti perasaan pembaca setelah membaca puisi tersebut. Contohnya nada dalam puisi kekeluargaan bersifat bercerita. Sedangkan suasana yang ditimbulkan ialah rasa gembira. AmanatAmanat berarti pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca lewat puisinya. Contohnya jika puisi kekeluargaan, amanatnya ialah jangan menyia-nyiakan waktu dengan keluarga. Baca juga Rima Puisi dan Irama Unsur ekstrinsik dalam puisi Ada empat unsur fisik atau ekstrinsik dalam puisi, yakni Majas dan iramaMajas merupakan bahasa kiasan yang digunakan dalam penyusunan puisi. Sedangkan irama adalah alunan bunyi yang berulang dan teratur. Kata konotasiKata konotasi berarti penggunaan kata yang bermakna tidak sebenarnya. Jenis kata ini sering digunakan dalam penyusunan puisi. Kata simbolKata simbol merupakan kata yang digunakan untuk melambangkan suatu hal, seperti gambar, tanda, dan lain sebagainya. Imajinasi puisiImajinasi berarti penulis atau penyair menggunakan imajinasinya untuk membayangkan sesuatu selama pembuatan puisinya. Baca juga Deklamasi Puisi dan Tanda JedaContoh puisi dan unsur pembangunnya Agar lebih mudah memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam puisi, mari kita simak contoh di bawah ini Contoh 1 Doa - Chairil Anwar TuhankuDalam termenungAku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruhCaya-Mu panas suciTinggal kerlip lilin di kelam sunyi TuhankuAku hilang bentukRemuk
Jakarta Memahami unsur intrinsik puisi merupakan langkah awal dalam membuat sebuah puisi yang penuh makna. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah serta kaya akan makna dan arti. Di Indonesia, puisi merupakan bentuk kesastraan yang paling tua. Puisi mengungkap perihal fikiran serta perasaan dari seseorang penyair dengan cara yang imajinatif. Pikiran serta perasaan sang penyair kemudian disusun dengan fokus pada kekuatan bahasanya dengan struktur fisik dan batinnya. Di Indonesia, kita memiliki banyak penyair puisi yang telah menghasilkan karya-karya fenomenal dan terkenal. Sebut saja Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, Sapardi Joko Damono, dan masih banyak lagi yang lainnya. Karya dari tokoh-tokoh tersebut sudah sering kita kenal, dan masing-masing dari mereka memiliki gaya bahasanya sendiri saat menciptakan dan membacakan puisi. Puisi Adalah Ungkapan Hati Penyair, Begini Cara Membuatnya Ciri-ciri Puisi, Jenis, Unsur, dan Contohnya yang Perlu Diketahui Syair adalah Puisi Lama, Pahami Ciri-ciri dan Contohnya Puisi datang dari bahasa Yunani, yaitu poet yang berarti orang yang mencipta sesuatu lewat imajinasi pribadi. Imajinasi pribadi maksudnya puisi merupakan karya yang benar-benar dihasilkan oleh seseorang berdasarkan pada pengalamannya dan belum pernah dibuat sebelumnya. Unsur-unsur puisi memang menjadi elemen penting dalam sebuah puisi. Unsur-unsur puisi ini akan membentuk puisi menjadi sebuah karya yang memiliki kesan dan juga makna tertentu. Terdapat dua macam unsur-unsur puisi, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebelumnya Anda harus mengetahui terlebih dahulu mengenai unsur intrinsik puisi sebelum masuk ke penjelasan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasan unsur intrinsik puisi beserta contohnya yang dirangkum oleh dari berbagai sumber, Kamis 6/5/2021.Unsur intrinsik puisi adalah unsur-unsur puisi yang membangun puisi dari dalam. Unsur intrinsik puisi ini masih terbagi lagi dalam dua jenis, yaitu unsur fisik dan unsur batin. Berikut penjelasannya 1. Unsur Fisik Puisiilustrasi puisi Sumber PexelsYang dimaksud unsur fisik puisi merupakan sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Secara umum terdapat 6 unsur fisik puisi, yaitu diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima, dan topografi. Berikut penjelasannya a. Diksi Diksi adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang padat dengan sedikit kata-kata sehingga diksi atau pemilihan kata menjadi sangat penting dan krusial bagi nilai estetika puisi. b. Imaji Imaji adalah unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara auditif, imaji penglihatan visual dan imaji raba atau sentuh imaji taktil. 1 Contoh imaji auditif Dan kesunyianpun mencekam Tak ada suara yang terdengar Kecuali deru angin. 2 Contoh imaji visual Dan aku melewati Jalan setapak yang berliku-liku Dengan ditumbuhi pepohonan Yang bergeletar daunnya Oleh angin. 3 Contoh imaji taktil Tubuhnya begitu lunglai Diantara dekapan angin gunung Nafasnya tersengal-sengal Menahankan dingin yang melekat c. Kata Konkret Kata kongkret merupakan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji, biasanya berhubungan dengan kata kiasan atau lambang. Conton kata konkret dalam puisi, yaitu Dengan kuku-kuku besi, kuda menebah perut bumi Bulan berhianat, Gosokkan tubuhnya pada pucuk pucuk para. Mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu. Kata konkret tersebut beserta artinya adalah sebagai berikut Kuku besi = Kaki kuda yang bersepatu besi Kulit bumi = Jalan yang tidak beraspal Penunggang perampok yang diburu = perampok yang naik kuda. d. Gaya Bahasa Gaya bahasa atau majas adalah penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Beberapa macam-macam majas yang sering digunakan Pada puisi misalnya seperti retorika, metafora, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, repetisi, anafora, antitesis, klimaks, antiklimaks, satire, paradoks dan lain-lain. e. Rima Rima atau irama merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah atau pada akhir baris puisi. Sementara ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ini contoh puisinya Tanam melati / di rama-rama Ubur-ubur / sampingan dua Sehidup semati/ kita bersama Satu bubur/ kita berdua. f. Tipografi Tipografi atau perwajahan adalah bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan dan tidak memiliki pengaturan baris. Biasanya pada baris puisi tidak selalu diawali huruf besar kapital serta tidak diakhiri dengan tanda titik. Contoh puisi yang menggunakan topografi adalah sebagai berikut 1 Sajak Transmigran II 2 Doktorandus Tikur I, oleh F. Rahardi 3 Tregedi Winka dan Sihka, oleh Sutardji Calzoum Bachri 4 Shang Hai, oleh Sutradji Calzoum Bachri2. Unsur Batin PuisiIlustrasi Puisi Credit batin puisi merupakan unsur yang berkaitan dengan batin dalam pembacaan puisi. Secara umum ada 4 unsur batin puisi yakni tema, rasa, nada, dan amanat. a. Tema Tema adalah unsur utama pada puisi karena tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Pada puisi, sebuah tema menjadi landasan dan garis besar dari isi puisi tersebut. Ini contohnya Jaring-Jaring Piek Ardijanto Kali ini Nelayan menebar jaring di laut Menangkap ikan Kali lain Tuhan menebar jaring maut Menangkap insan Biarkan Angin Itu, 1996 b. Rasa Rasa atau feeling pada puisi merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial, pengalaman, dan psikologi penyair. Contoh puisi dengan perasaan sedih ada pada karya 1 “Senja di Pelabuhan Kecil” - karya Chairil Anwar 2 “Anakku,” JE. Tatengkeng 3 “Selamat Jalan Anakku,” karya Agnes Sri Hartini 4 “Orang-orang Rangkasbitung,” karya Rendra c. Nada Yang dimaksud nada atau suasana pada puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditujukan penyair pada pembaca, bisa dengan nada menggurui, mendikte, nada sombong, nada tinggi atau seolah ingin bekerja sama dengan pembaca. Ini contohnya Pahlawan Tak Dikenal Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bunda di dadanya Senyum bekumnya mau berkata, kita sedang perang. ….. Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalinya Suara, 1950 d. Amanat Pada puisi, amanat atau tujuan merupakan pesan yang terkandung di dalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung atau tidak langsung. Ini contohnya Dari Seorang Guru kepada Murid-Muridnya Adakah yang kupunya anak-anakku Selain buku-buku dan sedikit ilmu Sumber pengadianku kepadamu Kalau hari Minggu engkau datang ke rumahku Aku takut anak-anakku Kursi-kursi tua yang di sana Dan meja tulis sederhana Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya Semua kepadamu akan bercerita Tentang hidupku di rumah tangga. …. Buku Puisi, 1982* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.